Apa Itu Design Thinking?
Design Thinking adalah proses berulang dimana kita berusaha memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin tidak langsung terlihat dengan tingkat awal pemahaman kita. Pada saat yang sama, Design Thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah cara berpikir dan bekerja serta kumpulan metode langsung.
Design Thinking sangat berguna dalam mengatasi masalah-masalah yang tidak jelas atau tidak dikenal, dengan melakukan reframing masalah dengan cara-cara yang berpusat pada manusia, menciptakan banyak ide dalam brainstorming, dan mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan prototype dan testing. Design Thinking juga melibatkan eksperimen yang sedang berjalan: membuat sketsa, membuat prototype, testing, dan mencoba berbagai konsep dan ide.
art.https://sis.binus.ac.id/2020/03/17/design-thinking-pengertian-tahapan-dan-contoh-penerapannya/
Yuk, cari tau pengertiannya! untuk memudahkan pembelajaran kita akan mulai dari pengertian dari tahap Empathize dan Define terlebih dahulu ya...
Ini melibatkan para ahli konsultasi untuk mencari tahu lebih banyak tentang bidang yang menjadi perhatian melalui pengamatan, keterlibatan, dan empati dengan orang-orang untuk memahami pengalaman dan motivasi mereka sehingga memperoleh pemahaman pribadi yang lebih jelas tentang masalah yang terlibat. Empati sangat penting untuk proses desain yang berpusat pada manusia seperti Design Thinking, dan empati memungkinkan pemikir desain untuk mengesampingkan asumsi mereka sendiri tentang dunia untuk mendapatkan wawasan tentang pengguna dan kebutuhan mereka. Metode empathize dalam design thinking pertama adalah wawancara. Tanya saja pengguna soal kebutuhan dan tantangan yang mereka punya. Kunci suksesnya wawancara user adalah pertanyaan yang bersifat terbuka. Ingat, kita ingin mendengar pendapat mereka secara menyeluruh, bukannya sebaliknya.
Selain wawancara langsung, ada pula metode observasi. Kamu bisa meminta mereka merekam layar saat sedang menggunakan produkmu. Selain itu, kamu juga bisa meminta mereka mencatat tiap kali kesulitan menggunakan produkmu.
Dari data perilaku user, kamu bisa melempar tiga pertanyaan:
- Apa yang terjadi, misalnya mencari fitur aplikasi lewat Search Bar, bukannya langsung ke fitur.
- Bagaimana ekspresi mereka saat melakukan sesuatu, misalnya merasa kesulitan, kebingungan, dan lain-lain.
- Mengapa, coba cari alasan masuk akal di balik perilaku user tersebut.
Selama tahap Define, kita mengumpulkan informasi yang telah kita buat dan kumpulkan selama tahap Empathise. Disinilah kita akan menganalisis pengamatan dan mensistesisnya untuk menentukan masalah inti yang telah diidentifikasi. Kita harus berusaha menidentifikasi masalah sebagai pernyataan masalah dengan cara yang berpusat pada manusia.
Sebagai ilustrasi, alih-alih mengidentifikasi masalah sebagai keinginan atau kebutuhan perusahaan seperti, “Kita perlu meningkatkan pangsa pasar produk makanan diantara remaja perempuan sebesar 5%,” cara yang lebih baik untuk mendafinisikan masalah adalah jadilah, “Gadis remaja perlu makan makanan bergizi agar dapat berkembang, menjadi sehat dan tumbuh.”
0 Komentar